Assalamualaikum
wr.wb.
Pada kesempatan
yang berbahagia ini saya mengajak saudara dan saudari untuk bersama-sama
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt karena pada kali ini Kita masih
diberi kesempatan oleh Allah swt atas segala nikmat yang diberikan baik nikmat
kesehatan maupun nikmat iman hingga Kita dapat berkumpul di tempat ini.
Tak lupa pula salam
dan shalawat Kita haturkan kepada junjungan besar Nabiullah Muhammad saw yang
merupakan Rasul yang diutus oleh Allah ke dunia untuk memberikan peringatan
kepada umat manusia, untuk berada di jalan Allah yang lurus yang akan membawa
Kita kepada surga Allah swt, dan menjadi suri teladan yang baik bagi Kita
beserta para keluarga dan sahabatnya.
Pada kesempatan
kali ini saya akan membawakan kultum tentang Menahan Amarah.
Dalam hidup ini Hendaklah kita
senantiasa menjaga ketaqwaan kita kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala dengan
menjalankan perintah-perintah-Nya sesuai kemampuan kita dan menjauhi semua
larangan-Nya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan
seluruh alam ini mewajibkan kita untuk berakhlak dengan akhlak terpuji dan
melarang kita berakhlak dengan akhlak buruk dan tercela. Di antara akhlak
tercela yang harus kita hindari adalah prilaku melampiaskan amarah tanpa
kendali. Suatu ketika salah seorang shahabat Rasûlullâh shallallahu
‘alaihi wa sallam mendatangi beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan meminta nasihat ringkas tentang sesuatu yang bermanfaat
baginya dalam urusan agama. Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatinya
agar tidak marah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulanginya
sampai tiga kali.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لاَ تَغْضَبْ
“Janganlah
kamu marah!” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulang-ulang sabda
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kamu marah!” (HR. Bukhari)
Dari amarah yang tidak terkendali sering bermunculan
berbagai prilaku yang diharamkan syariat. Misalnya, mencela, menuduh orang dengan
sesuatu yang tidak benar, melakukan perbuatan keji dan mungkar, mengucapkan
sumpah yang tidak mungkin dilaksanakan karena bertentangan dengan ajaran Islam
dan berbagai perbuatan buruk lainnya. Dan hampir bisa dipastikan, pelampiasan
amarah yang tidak terkendali akan menimbulkan penyesalan yang berkepanjangan.
Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa bertaqwa kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala dengan senantiasa berusaha menahan amarah kita. Jadikanlah sabda Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas sebagai pedoman dan hendaklah kita menjadikan prilaku Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai tauladan. Bukankah Allâh Subhanahu wa Ta’ala sudah berfirman,
لَقَدْ كانَ لَكُمْ في
رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللهَ وَ الْيَوْمَ
الْآخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثيراً
Artinya: Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasûlullâh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allâh (QS. al-Ahzâb/33:21)
Demikian kultum yang sempat saya sampaikan semoga bermanfaat bagi
Kita semua dan kurang lebihnya mohon di maafkan.
Wabillahi taufiq walhidayah
Wassalamualaikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar