Minggu, 03 Februari 2013

AKTUALISASI TRI-KOMPETENSI IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH


                     


HISTORISITAS LATAR BELAKANG BERDIRINYA IMM
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan bagian dari AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) yang merupakan organisasi otonom dibawah Muhammadiyah. Kelahiran IMM tidak lepas kaitannya dengan sejarah perjalanan Muhammadiyah, dan juga bisa dianggap sejalan dengan faktor kelahiran Muhammadiyah itu sendiri. Hal ini berarti bahwa setiap hal yang dilakukan Muhammadiyah merupakan perwujudan dari keinginan Muhammadiyah untuk memenuhi cita-cita sesuai dengan kehendak Muhammadiyah dilahirkan.
Di samping itu, kelahiran IMM juga merupakan respond atas persoalan-persoalan keummatan dalam sejarah bangsa ini pada awal kelahiran IMM, sehingga kehadiran IMM sebenarnya merupakan sebuah keharusan sejarah. Faktor-faktor problematis dalam persoalan keummatan itu antara lain ialah sebagai berikut (Farid Fathoni, 1990: 102), yaitu ; Situasi kehidupan bangsa yang tidak stabil, pemerintahan yang otoriter dan serba tunggal, serta adanya ancaman komunisme di Indonesia, Terpecah-belahnya umat Islam dalam bentuk saling curiga dan fitnah, serta kehidupan politik ummat Islam yang semakin buruk.
Selain itu, kehidupan kampus (mahasiswa) terkotak-kota ke dalam berbagai orientasi kepentingan politik praktis, melemahnya kehidupan beragama dalam bentuk merosotnya akhlak, dan semakin tumbuhnya materialisme-individualisme, Sedikitnya pembinaan dan pendidikan agama dalam kampus, serta masih kuatnya suasana kehidupan kampus yang sekuler, Masih membekasnya ketertindasan imperialisme penjajahan dalam bentuk keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan, Masih banyaknya praktek-praktek kehidupan yang serba bid’ah, khurafat, bahkan ke-syirik-an, serta semakin meningkatnya misionaris-Kristenisasi, Kehidupan ekonomi, sosial, dan politik yang semakin memburuk.
Dengan latar belakang tersebut, sesungguhnya semangat untuk mewadahi dan membina mahasiswa dari kalangan Muhammadiyah telah dimulai sejak lama. Semangat tersebut sebenarnya telah tumbuh dengan adanya keinginan untuk mendirikan perguruan tinggi Muhammadiyah pada Kongres Seperempat Abad Muhammadiyah di Betawi Jakarta pada tahun 1936. Pada saat itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah diketuai oleh KH. Hisyam (periode 1934-1937). Keinginan tersebut sangat logis dan realistis, karena keluarga besar Muhammadiyah semakin banyak dengan putera-puterinya yang sedang dalam penyelesaian pendidikan menengahnya.
Di samping itu, Muhammadiyah juga sudah banyak memiliki amal usaha pendidikan tingkat menengah. Gagasan pembinaan kader di lingkungan maha-siswa dalam bentuk penghimpunan dan pembinaan langsung adalah selaras dengan kehendak pendiri Muhammadiyah, KHA. Dahlan, yang berpesan bahwa “dari kalian nanti akan ada yang jadi dokter, meester, insinyur, tetapi kembalilah kepada Muhammadiyah”. Dengan demikian, sejak awal Muhammadiyah sudah memikirkan bahwa kader-kader muda yang profesional harus memiliki dasar keislaman yang tangguh dengan kembali ke Muhammadiyah.
Namun demikian, gagasan untuk menghimpun dan membina mahasiswa di lingkungan Muhammadiyah cenderung terabaikan, lantaran Muhammadiyah sendiri belum memiliki perguruan tinggi. Belum mendesaknya pembentukan wadah kader di lingkungan mahasiswa Muhammadiyah saat itu juga karena saat itu jumlah mahasiswa yang ada di lingkungan Muhammadiyah belum terlalu banyak. Dengan demikian, pembinaan kader mahasiswa Muhammadiyah dilakukan melalui wadah Pemuda Muhammadiyah (1932) untuk mahasiswa putera dan melalui Nasyi’atul Aisyiyah (1931) untuk mahasiswa puteri.
Pada Muktamar Muhammadiyah ke-33 tahun 1956 di Palembang, gagasan pendirian perguruan tinggi Muhammadiyah baru bisa direalisasikan. Namun gagasan untuk mewadahi mahasiswa Muhammadiyah dalam satu himpunan belum bisa diwujudkan. Untuk mewadahi pembinaan terhadap mahasiswa dari kalangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah membentuk Badan Pendidikan Kader (BPK) yang dalam menjalankan aktivitasnya bekerja sama dengan Pemuda Muhammadiyah. Gagasan untuk mewadahi mahasiswa dari ka-langan Muhammadiyah dalam satu himpunan setidaknya telah menjadi polemik di lingkungan Muhammadiyah sejak lama.
Perdebatan seputar kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berlangsung cukup sengit, baik di kalangan Muhammadiyah sendiri maupun di kalangan gerakan mahasiswa yang lain. Setidaknya, kelahiran IMM sebagai wadah bagi mahasiswa Muhammadiyah mendapatkan resistensi, baik dari kalangan Muhammadiyah sendiri maupun dari kalangan gerakan mahasiswa yang lain, terutama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di kalangan Muhammadiyah sendiri pada awal munculnya gagasan pendirian IMM terdapat anggapan bahwa IMM belum dibutuhkan kehadirannya dalam Muhammadiyah, karena Pemuda Muhammadiyah dan Nasyi’atul Aisyiyah masih dianggap cukup mampu untuk mewadahi mahasiswa dari kalangan Muhammadiyah.
Di samping itu, resistensi terhadap ide kelahiran IMM pada awalnya juga disebabkan adanya hubungan dekat yang tidak kentara antara Muhammadiyah dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Hubungan dekat itu dapat dilihat ketika Lafrane Pane mau menjajagi pendirian HMI. Dia bertukar pikiran dengan Prof. Abdul Kahar Mudzakir (tokoh Muhammadiyah), dan beliau setuju. Pendiri HMI yang lain ialah Maisarah Hilal (cucu KHA. Dahlan) yang juga seorang aktifis di Nasyi’atul Aisyiyah. Bila asumsi itu benar adanya, maka hubungan dekat itu selanjutnya sangat mempengaruhi perjalanan IMM, karena dengan demikian Muhammadiyah saat itu beranggapan bahwa pembinaan dan pengkaderan mahasiswa Muhammadiyah bisa dititipkan melalui HMI (Farid Fathoni, 1990: 94).
Fakta ini bisa dilihat dari perdebatan tentang kelahiran IMM. Pimpinan Muhammadiyah di tingkat lokal seringkali menganggap bahwa kelahiran IMM saat itu tidak diperlukan, karena sudah terwadahi dalam Pemuda Muhammadiyah dan Nasyi’atul Aisyiyah, serta HMI yang sudah cukup eksis (dan mempunyai pandangan ideologis yang sama). Pimpinan Muhammadiyah pada saat itu lebih menganakemaskan HMI daripada IMM. Hal ini terlihat jelas dengan banyaknya pimpinan Muhammadiyah, baik secara pribadi maupun kelembagaan, yang memberikan dukungan pada aktivitas HMI. Di kalangan Pemuda Muhammadiyah juga terjadi perdebatan yang cukup sengit seputar kelahiran IMM.
Setelah mengalami polemik yang cukup serius tentang gagasan untuk mendirikan IMM, maka pada tahun 1956 polemik tersebut mulai mengalami pengendapan. Tahun 1956 bisa disebut sebagai tahap awal bagi embrio operasional pendirian IMM dalam bentuk pemenuhan gagasan penghimpun wadah mahasiswa di lingkungan Muhammadiyah (Farid Fathoni, 1990: 98). Pertama, pada tahun itu (1956) Muhammadiyah secara formal membentuk kader terlembaga (yaitu BPK). Kedua, Muhammadiyah pada tahun itu telah bertekad untuk kembali pada identitasnya sebagai gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar Ketiga, perguruan tinggi Muham-madiyah telah banyak didirikan. Keempat, keputusan Muktamar Muhammadiyah bersamaan Pemuda Muhammadiyah tahun 1956 di Palembang tentang “….. menghimpun pelajar dan mahasiswa Muhammadiyah agar kelak menjadi pemuda Muhammadiyah atau warga Muhammadiyah yang mampu mengembangkan amanah.”

INTROSPEKSI DAN RETROSPEKSI IMM
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai bagian dari Angkatan Muda Muhammadiyah, memiliki posisi yang strategis dalam membangun tradisi pembaharuan di Muhammadiyah. dengan basis kekuatan yang ada dikampus-kampus. IMM sebagai organisasi otonom diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kader-kader akademis di masa depan. peran dan fungsinya meniscayakan ikatan untuk selalu melakukan reorientasi dan penajaman visi, misi, peran dan agenda strategis dalam membangun gerakan yang kuat konstruktif baik dari segi landasan pemikiran maupun program aksinya.
Selain itu juga, IMM sebagian dari generasi muda Islam perlu mengambil peran lebih besar dalam gerakan kultural partisipatoris yang selalu terlibat dengan sangat intens dalam mengambil peran-peran sosial baik diwilayah infrastruktur maupun suprastruktur. moderenisasi yang sangat kompleks belum terimbangi dengan kualitas ummat menjadi tanggung jawab IMM dan generasi Islam lainnya untuk menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan kompetitif. Oleh karenanya dibutuhkan formulasi strategis dan taktik yang tepat untuk berhadapan dengan intuisi ummat kini dan masa depan.
Fastabiqul khairat sebagai falsafah dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), menggambarkan bahwa ikatan memiliki tujuan yang sinergis dengan Muhammadiyah dalam beramal ma’ruf nahi mungkar dan berlomba-lomba dalam urusan kebaikan demi kemaslahatan umat, bangsa dan negara. Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, IMM memiliki peran stategis yakni sebagai kader intelektual Muhammadiyah yang nantinya diharapkan  mampu melanjutkan estafet  di berbagai tingkatan kepemimpinan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Sebagai sebuah introspeksi dan retrospeksi diri, persoalan mendasar yang mungkin dihadapi organisasi kemahasiswaan di Indonesia, khususnya IMM sendiri, mungkin salah satu masalah urgen yang harus dibenahi adalah proses pengkaderan yang kini terasa kian memudar dan kurang ditangani secara baik sehingga kader yang lahir kurang militan. Kalau mau jujur, harus kita katakan bahwa besarnya sebuah organisasi sudah pasti tolok ukurnya adalah dari kader-kader yang lahir dari organisasi itu. Seorang aktivis sejatinya lahir dari basic organisasi yang kuat, dan mengikuti pengkaderan yang berjenjang dari tingkatannya. Bukan aktivis instan yang hanya mengejar popularitas sesaat. Artinya, mata rantai pengkaderan inilah yang kurang tertangani secara serius dan baik.
Nah, inilah salah satu tugas besar organisasi kemahasiswaan untuk terus melahirkan kader-kader militan dan berkualitas untuk dapat menjalankan perannya di tengah masyarakat dan mampu melanjutkan estafet kepemimpian secara kontinu dan berkelanjutan, sehingga  mampu merealisasikan visi misi gerakan yakni sebagai agent of change. IMM pada dasarnya sudah menetapkan standar pengkaderan dengan adanya tri kompetensi kader yakni kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan.
Inilah mestinya yang harus dibenahi dalam pengkaderan IMM, yaitu bagaimana menumbuhkankembangkan  aktifitas intelektual di kalangan kader menjadi agenda penting yang perlu dipikirkan bersama. Ditambah lagi, salah satu masalah internal di IMM sendiri adalah kurang solidnya alumni IMM dalam membangun jaringan dan kekuatan. Ini adalah otokritik terhadap IMM baik yang masih berada di lingkaran maupun para alumni yang sudah berada di luar lingkaran.
Kalaulah bisa dikatakan, IMM sudahlah kadernya yang sedikit, alumninya pun kurang solid dalam membangun ikatan. Padahal, peran para aktivis IMM dengan alumni akan saling menguatkan ikatan. Hal ini perlu dibincangkan bersama bagaimana agar IMM menjadi payung besar bagi warganya baik yang masih terikat aktif maupun alumninya yang sudah beraktivitas di berbagai lini. Alumni adalah potensi. Pun alumni mestinya bisa merangkul junioran serta memberi  kontribusi positif bagi perkembangan IMM.
Persoalan ini masih menyangkut masalah dalam internal ikatan IMM. Selain masalah internal, IMM juga menghadapi tantangan yang lebih berat yakni soal daya saing dengan gerakan-gerakan mahasiswa lainnya. IMM mempunyai ciri khas sebagai organisasi otonom Muhammdiyah yang landasan filosofisnya adalah melakukan pembaharuan. Ini merupakan modal kuat yang mencirikan IMM sebagai kaum muda yang kritis dan tanggap dengan masalah-masalah social di sekitarnya. Untuk itu, IMM mau tidak mau harus tampil sebagai garda terdepan sebagai penyuara kebenaran dan penyampai aspirasi rakyat.
IMM harus cerdas menyikapi berbagai  persoalan kebangsaan dan tampil sebagai generasi unggul sesuai dengan mottonya unggul dalam ilmiah dan anggun dalam amaliah. Bagaimana melahirkan kader-kader unggul ini perlu proses pembelajaran yang tidak sebentar dan pengkaderan yang berjenjang.  Kesuksesan terbesar IMM adalah bisa menghasilkan kader –kader unggul di tengah lingkungan masyarakatnya. Ini adalah tugas besar IMM sebagai rumah bagi generasi intelektual. IMM adalah kawah candra dimuka untuk melahirkan generasi unggul, cerdas, kritis dan berdaya saing. Dan di  usianya yang  terus bertambah IMM semakin kokoh dan mapan sebagai  social movement dan agent of  change di tengah masyarakat

MENAJAMKAN TRIKOMPETENSI KADER IMM
Proses kaderisasi sesungguhnya dibagi menjadi dua bagian yaitu saat kaderisasi dan pasca kaderisasi. Saat  kaderisasi adalah saat dimana proses doktrinasi berlangsung, proses doktrinisasi ini berupaya untuk membekali diri seorang kader dengan tujuan dasar organisasinya. Tidak hanya itu,  proses ini berusaha dengan serius meyakinkan sang kader bahwa ia tak salah memilih organisasi. Metode yang digunakan dalam proses ini adalah materi dan diskusi mengenai keorganisasian
Pasca kaderisasi, proses dimana seniormemberikan arahan – arahan, masukan-masukan, dan semangat bagi kader baru. Artinya kader yang baru saja ikut DAD harus secara intensif dan kontinu  di berikan follow up, tapi bukan berarti “mendikte” kader baru, melainkan berusaha untuk mengembangkan kreasi dan imajinasi kader baru. Metode yang digunakan adalah dengan cara menjaga harmonisasi dan membantu mencarikan solusi – solusi pemecahan masalah bagi kader baru, sehingga yang tercipta kemudian adalah keyakinan sang kader bahwa ia tak salah memilih IMM.
Kedua adalah pemantapan keberadaan dan partisipasi IMM dalam menunaikan tugas, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Ketiga, peneguhan pemahaman, pengetahuan, dan ketrampilan kader IMM dalam menjalankan organisasi untuk diabdikan bagi kemajuan masyarakat. Keempat, terwujudnya kader – kader IMM yang “unggul”, tercerahkan, kreatif, inovatif, dan memiliki kepribadian yang berderajat tinggi, serta tetap berpegang teguh pada trikompetensi IMM.
Kemahasiswaan dalam trikompetensi IMM diartikan sebagai gerakan mahasiswa sebagai kaum intelektual dalam  mengontrol jalannya pemerintahan agar kebijakannya populis dan berpihak pada rakyat. Peran IMM adalah jelas sebagai pejuang aspirasi rakyat. Peran keagamaan adalah ruh gerakan dan sumber inspirasi dalam gerakan sosial serta tujuan dari gerakan sosial yang dilakukan oleh ikatan dalam melakukan transformasi sosial. Sementara peran IMM dalam kemasyarakatan adalah dengan turut serta mencerdaskan masyarakat karena masyarakat adalah massa real pelaksana transformasi sosial.
Motto IMM “Ilmu amaliah dan amal ilmiah”  perlu dikejawantahkan secara riil dengan kembali pada khittah gerakan IMM, yakni melakukan gerakan dakwah di kampus-kampus dan kembali ke basis-basis perkaderan IMM. Menghadirkan kembali ruh intelektualitas dan religiusitas bisa menjadi spirit yang bisa digali dari akar budaya lahirnya IMM sebagai gerakan mahasiswa Islam. Untuk itu, perlu diaktifkan kembali kelompok-kelompok diskusi dari tingkatan komisariat. Dari diskusi-diskusi inilah akan mampu melahirkan pemikiran kritis khas mahasiswa. Rendahnya budaya baca, budaya diskusi dan aktivitas tulis menulis serta makin minimnya aktifitas dakwah di mesjid-mesjid oleh kalangan mahasiswa menjadi tentu keprihatinan kita bersama.
Dalam konteks pengembangan gairah intelektualitas ini, kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) tidak mungkin mengelak dari konsep genuine pendiriannya sebagai gerakan intelektual. Intelektualitas sebagai konsekuensi ke-Islam-an seseorang memerlukan pemetaan untuk membentuk jati diri yang lebih mantap. Dialektika identitas diri dari konsep Ulil Albab, Intelektual-Intelegensia, hingga Intelektual Organik perlu direlasikan dengan idealisme dakwah Islam, profesionalisme kader dan pemihakan. Sehingga peran kesejarahan IMM akan kian mantap dalam proses perkaderan demi terciptanya kader Bangsa, Ummat dan Persyarikatan.

Written by Desri Arwen (Warek III)    


Sudakah Anda bersedekah hari INI ?

Bersedekalah dengan 6 hal
1.        Dengan materi (uang / barang), kalau tidak bisa
2.      Dengan Tenaga / jasa, kalau tidak bisa
3.      Dengan ilmu , kalau tidak bisa
4.      Dengan nasihat/motivasi positif, kalau tidak bisa
5.       Dengan Doa, kalau tidak bisa
6.   Maka TERSENYUMLAH  karena Senyummu ke wajah saudaramu adalah sedekah. (Mashabih Assunnah)

Memaknai Hakikat Kaderisasi




Kaderisasi yang menjadi unsur utama sekaligus penjamin keberlangsungan organisasi harus mampu berfikir lebih maju dan menyeluruh. Ia dituntut untuk lebih mengerti keadaan umat sehingga dapat melakukan pembinaan kader sekaligus membangun rekomendasi rancang kerangka organisasi periode mendatang.

 Kaderisasi memiliki banyak kesamaan dengan Pengembangan. Keduanya sama-sama harus berfikir lebih maju dan mengerti keadaan umat. Keduanya sama-sama memiliki tuntutan harus melakukan pembinaan dan bertanggung jawab atas kualitas pemimpin. Satu hal mendasar yang membedakan kami. Pengembangan berbicara mengenai bagaimana kualitas pemimpin SAAT INI, kaderisasi berbicara mengenai kualitas pemimpin MASA DEPAN.

 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,  kata kader diterjemahkan sebagai orang yg diharapkan akan memegang peran yang penting dalam pemerintahan, partai, dsb. Sedangkan pengaderan proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. Maka dapat disimpulkan bahwa kaderisasi bukanlah agenda yang selesai dalam waktu yang singkat. Proses pendidikan hanya akan dapat berhasil ketika telah dijalankan secara simultan dan menyentuh aspek yang menyeluruh. Tidak sekedar mengajar tapi mendidik. Tidak hanya mengembangkan aspek kognitif, namun memaksimalkan aspek afektif & psikomotorik.

 Menjadi seorang pemimpin bukanlah sebuah keberhasilan individual. Kita tidak bermain dengan mesin dan buruh organisasi yang bisa bekerja serentak bersama-sama tanpa menggunakan hati dan akal. Kita akan membentuk seorang PEMIMPIN yang pandai bekerja sama. Sebesar apapun sebuah bangsa ketika tidak dipimpin oleh seorang yang tepat, hanya akan menjadi bangsa yang kering. Laksana orang belajar berenang, banyak bergerak namun tidak berpindah satu meter pun dari tempat asalnya. Sehebat apapun seorang pemimpin tidak akan mampu membuat perubahan tanpa bertumpu pada masyarakat yang cerdas dipimpin. Layaknya pohon tinggi berakar lapuk, akan mudah roboh oleh angin masalah. Maka, sebuah pergerakan yang indah haruslah memiliki sinergisitas yang kuat. Bukan hanya sinergis yang hanya diteriakkan saat kampanye pemilihan, namun sinergis yang telah dirancang dan dipersiapkan jauh sebelum sebuah amanah baru terbentuk.

 Keyword yang menjadi fokus kaderisasi adalah masa depan, pendidikan, simultan, dan sinergisitas. Secara garis besar, empat kata itulah yang dapat mewakili kaderisasi. Adanya proses pendidikan simultan untuk mendidik kader-kader secara kolektif yang akan membentuk sinergisitas dalam gerak organisasi di masa depan. Karena kader harus berkualifikasi, maka dibutuhkan pendidikan. Karena pendidikan harus mencakup aspek yang komprehensif, maka dibutuhkan usaha jangka panjang dan berkelanjutan. Mengingat organisasi membutuhkan kerjasama, maka pembentukan kader harus melahirkan kesadaran dan kepemimpinan kolektif antar personal. Dan hasil yang diharapkan adalah tumbuhnya sinergitas antar pemimpin. Tidak hanya sinergisitas kerja, namun juga sinergis dalam bentuk keselarasan hati, sikap saling mengerti, dan mampu membentuk bangunan organisasi yang kuat.
Dari berbagai latar belakang masalah dan pemikiran di atas inilah ruh kaderisasi akan dimulai. Potensi dan tantangan sebuah proses Kaderisasi memang selalu terasa lebih berat, namun janji balasan Tuhan berupa para penerus masa depan akan mampu menjadi obat lelahnya perjuangan ini. Terlalu banyak kegelisahan individual yang tersebar di masyarakat ini. Sekaranglah saatnya menyatukan kegelisahan-kegelisahan tersebut menjadi sebuah kepedulian kolektif yang akan meninggalkan jejak nyata perubahan masa depan!!


Kultum-Menahan Amarah


Assalamualaikum wr.wb.

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya mengajak saudara dan saudari untuk bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt karena pada kali ini Kita masih diberi kesempatan oleh Allah swt atas segala nikmat yang diberikan baik nikmat kesehatan maupun nikmat iman hingga Kita dapat berkumpul di tempat ini.

Tak lupa pula salam dan shalawat Kita haturkan kepada junjungan besar Nabiullah Muhammad saw yang merupakan Rasul yang diutus oleh Allah ke dunia untuk memberikan peringatan kepada umat manusia, untuk berada di jalan Allah yang lurus yang akan membawa Kita kepada surga Allah swt, dan menjadi suri teladan yang baik bagi Kita beserta para keluarga dan sahabatnya.

Pada kesempatan kali ini saya akan membawakan kultum tentang Menahan Amarah.

Dalam hidup ini Hendaklah kita senantiasa menjaga ketaqwaan kita kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala dengan menjalankan perintah-perintah-Nya sesuai kemampuan kita dan menjauhi semua larangan-Nya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan seluruh alam ini mewajibkan kita untuk berakhlak dengan akhlak terpuji dan melarang kita berakhlak dengan akhlak buruk dan tercela. Di antara akhlak tercela yang harus kita hindari adalah prilaku melampiaskan amarah tanpa kendali. Suatu ketika salah seorang shahabat Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta nasihat ringkas tentang sesuatu yang bermanfaat baginya dalam urusan agama. Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatinya agar tidak marah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulanginya sampai tiga kali.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لاَ تَغْضَبْ
Janganlah kamu marah!” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulang-ulang sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kamu marah!” (HR. Bukhari)

Dari amarah yang tidak terkendali sering bermunculan berbagai prilaku yang diharamkan syariat. Misalnya, mencela, menuduh orang dengan sesuatu yang tidak benar, melakukan perbuatan keji dan mungkar, mengucapkan sumpah yang tidak mungkin dilaksanakan karena bertentangan dengan ajaran Islam dan berbagai perbuatan buruk lainnya. Dan hampir bisa dipastikan, pelampiasan amarah yang tidak terkendali akan menimbulkan penyesalan yang berkepanjangan.

Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa bertaqwa kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala dengan senantiasa berusaha menahan amarah kita. Jadikanlah sabda Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas sebagai pedoman dan hendaklah kita menjadikan prilaku Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai tauladan. Bukankah Allâh Subhanahu wa Ta’ala sudah berfirman,
image001لَقَدْ كانَ لَكُمْ في‏ رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللهَ وَ الْيَوْمَ الْآخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثيراًimage002
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allâh (QS. al-Ahzâb/33:21)

Demikian kultum yang sempat saya sampaikan semoga bermanfaat bagi Kita semua dan kurang lebihnya mohon di maafkan.
Wabillahi taufiq walhidayah

Wassalamualaikum wr.wb.

Kultum-Akhlak kepada Allah


Bismillahirahmanirrahiim
Assalamualaikum wr.wb.

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya mengajak saudara dan saudari untuk bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt karena pada kali ini Kita masih diberi kesempatan oleh Allah swt atas segala nikmat yang diberikan baik nikmat kesehatan maupun nikmat iman hingga Kita dapat berkumpul di tempat ini.

Tak lupa pula salam dan shalawat Kita haturkan kepada junjungan besar Nabiullah Muhammad saw yang merupakan Rasul yang diutus oleh Allah ke dunia untuk memberikan peringatan kepada umat manusia, untuk berada di jalan Allah yang lurus yang akan membawa Kita kepada surga Allah swt, dan menjadi suri teladan yang baik bagi Kita beserta para keluarga dan sahabatnya.

Pada kesempatan kali ini saya akan membawakan kultum tentang akhlak kepada Allah swt. Marilah Kita renungkan hadis berikut:
وعن أبي يحيى صهيب بن سنان رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له رواه مسلم
Abu Yahya, Shuhaib bin Sinan RA, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh unik urusan orang yang beriman itu. Semua urusannya, baik baginya. Hal itu hanya dimiliki oleh orang yang beriman. Jika dia memperoleh kegembiraan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (Muslim)
Dalam menjalani kehidupan tentunya Allah telah mengatur alam ini, segala sesuatu urusan hendaknya di nilai dengan bijak karena Allah memberikan Kita cobaan sesuai dengan kemampuan kita. Dan dari hadist tersebut Kita dapat menarik sebuah hikmah atau pelajaran yaitu:

1.       Kehidupan seorang muslim, baik senang maupun susah, adalah kebaikan dan bernilai pahala di sisi Allah.
2.       Seorang mukmin sejati akan bersyukur kepada Allah di waktu senang dan bersabar di waktu susah, sehingga ia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sementara itu, orang yang imannya lemah akan menggerutu dan marah ketika ditimpa musibah, sehingga ia mendapatkan dua keburukan, yakni kesulitan hidup dan dosa karena ketidaksabarannya. Ia juga tidak bisa mengukur besarnya nikmat yang telah Allah berikan kepadanya, sehingga tidak bisa mensyukuri dan melaksanakan kewajibannya. Oleh karena itu, nikmat yang ada padanya berubah menjadi bencana

Maka dari itu marilah kita senantiasa memiliki akhlak yang baik kepada Allah ketika di timpa masalah karena itu merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada Hamba_Nya.
Demikian dari saya kurang lebih mohon di Maafkan.

Wassalamualaikum wr.wb.

Kultum-Menunaikan Amanah


Assalamualaikum wr.wb.

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya mengajak saudara dan saudari untuk bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt karena pada kali ini Kita masih diberi kesempatan oleh Allah swt atas segala nikmat yang diberikan baik nikmat kesehatan maupun nikmat iman sehingga kita semua mampu berkumpul di tempat yang sederhana ini

Tak lupa pula salam dan shalawat Kita haturkan kepada junjungan besar Nabiullah Muhammad saw yang merupakan Rasul yang diutus oleh Allah ke dunia untuk memberikan peringatan kepada umat manusia, menegakkan agama Islam membawa manusia untuk mengetahui mana yang hak dan yang batil.

Pada kesempatan kali ini saya akan membawakan kultum tentang menuaikan amanah.
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah dan meningkatkan ketakwaan dalam kehidupan kita. Khususnya di zaman yang banyak cobaan dan ujian yang menimpa kaum muslimin umumnya dan negara kita khususnya.
Di antara bentuk ketakwaan tersebut adalah menunaikan amanah yang telah dibebankan kepada kita semua, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
image001إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمانَةَ عَلَى السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ وَ الْجِبالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَها وَ أَشْفَقْنَ مِنْها وَ حَمَلَهَا الْإِنْسانُ إِنَّهُ كانَ ظَلُوماً جَهُولاًimage002
image001لِيُعَذِّبَ اللهُ الْمُنافِقينَ وَ الْمُنافِقاتِ وَ الْمُشْرِكينَ وَ الْمُشْرِكاتِ وَ يَتُوبَ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنينَ وَ الْمُؤْمِناتِ وَ كانَ اللهُ غَفُوراً رَحيماًimage002
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat jahil, sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyirikin laki-aki dan perempuan; sehingga Allah menerima taubat orang-orang Mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 72-73)
Amanah ini sebenarnya telah ditawarkan kepada alam semesta, langit, bumi, dan gunung. Namun mereka semua takut memanggulnya dan enggan menerimanya karena takut dengan azab Allah. Lalu amanah tersebut ditawarkan kepada bapak kita Adam dan beliau menerimanya.
Ibnu Abbas menjelaskan pengertian amanah dalam ayat ini, “Amanah adalah kewajiban-kewajiban, Allah tawarkan kepada langit, bumi, dan gunung. Apabila mereka menunaikannya, maka mereka mendapatkan pahala dan bila menyia-nyiakannya, maka mereka diberi siksa, lalu mereka menolaknya. Penolakan tersebut bukan karena tidak taat kepada Allah, namun karena mengagungkan agama Allah.
Kita harus menyadari bahwa amanah tersebut adalah beban syariat yang mencakupi hak-hak Allah dan hak-hak hamba-Nya. Siapa yang menunaikannya, maka dia mendapatkan pahala dan barang siapa yang menyia-nyiakannya, maka dia mendapatkan siksa dan adzab.

Maka dari itu marilah Kita senantiasa menunaikan atau menjalankan amanah yang diberikan kepada Kita agar kelak kita mampu selamat dunia dan akhirat.

Demikian yang sempat saya sampaikan semoga memberikan manfaat. Dan saya pula mengucapkan permohonan maaf bila ada kata-kata yang terucap tidak berkenan di hati teman-teman. Sekian

Assalamualaikum wr.wb.

Kultum-Sabar Kepada Allah


Assalamu alaikum wr.wb.

Mengawali pertemuan Kita melalui kultum ini, pertama-tama marilah Kita panjatkan puji syukur kepada Allah swt. Karena atas rahmat, taufiq dan petujuk_Nya, kita dapat berkumpul dalam tempat yang baik ini tanpa ada satu halangan apapun. Shalawat dan salam, semoga senantiasa di limpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. Sebab beliau kita dapat mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, antara jalan menuju surga dan jalan menuju ke neraka.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, dan tempat yang sederhana ini, Izinkanlah Saya berdiri di hadapan teman-teman untuk menyampaikan sepatah dua kata yaitu tentang  pentingnya berakhlak mulia (SABAR).
Marilah kita renungkan Firman Allah berikut:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾
“Sungguh, akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Di dalam ayat tersebut Allah SWT memang telah memberikan cobaan kepada makhluk ciptaannya, yaitu manusia. Dengan berbagai masalah bahkan musibah apakah itu ketakutan bahkan kekurangan bahan pangan. Tapi ketika di hadapi dengan sabar maka itulah hal yang sangat penting.
Sabar ini terbagi ke dalam tiga tingkatan. Pertama, sabar dalam menghadapi sesuatu yang menyakitkan, seperti musibah, bencana atau kesusahan. Kedua, sabar dalam meninggalkan perbuatan maksiat. Ketiga, sabar dalam menjalankan ketaatan. Tidak berputus asa saat menghadapi hal yang tidak mengenakan merupakan tingkat terendah dari kesabaran. Satu tingkat di atasnya adalah sabar untuk menjauhi maksiat serta sabar dalam berbuat taat. Dan lagi pada ayat berikut mengatakan bahwa Allah memberikan ujian kepada Hambah_Nya untuk mengetahui siapa yang mampu bersabar dari cobaan_Nya
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنكُمْ وَالصَّابِرِينَ
“Dan sesungguhnya, Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu…” (QS. Muhammad: 31)

Maka dari itu marilah kita senantiasa berakhlak mulia kepada Allah SWT dalam hal ini sabar. Karena di dalam Al Qur’an banyak sekali ayat yang menerangkan tentang sabar. Dan bisa menjadi ladang pahala kita hidup di dunia ini.
Demikian yang sempat saya sampaikan semoga bermanfaat  baik bagi diri saya pribadi atau teman-teman semuanya. Sekian saya akhiri dengan ucapan

Assalamualaikum wr.wb.

My Motivation

Kita melewati kehidupan dengan banyak pilihan,
Sebuah pilihan yang kita pilih adalah menandakan bahwa siapa kita sebenarnya
Sebuah pilihan dengan niat baik akan membawa kita kepada yang benar
Piliahan akan selalu ada ketika waktu terus berputar atas apa tindakan kita.
embow_blink

Setiap langkah yang dijalani dalam hidup adalah satu tujuan, satu asah,
Satu harapan bergenang keinginan. Setiap kekurangan yang dimiliki
Memendam semangat optimis, keinginan untuk lebih baik di setiap perjalanan.
Di setiap kebaikan terselip sebuah arah menuju ke hal-hal yang positif , pola pikir
Yang tentu menggiring ke sesutu yang bermanfaat dalam hidup ini. Berusaha
Adalah roda terbaik meraih cita-cita.
embow_blink


POLA PIKIR SANGAT MENENTUKAN AKAN HASIL
SEBUAH TINDAKAN YANG KITA LAKUKAN,
PEMIKIRAN YANG DI HASILKAN BERUPA IMAJINASI
DAN KREATIVITAS YANG DI TUNJANG DENGAN LOGIKA
DAPAT MEMBAWA KITA DENGAN PERKARA YANG BERGUNA.
POLA PIKIR YANG BAIK AKAN TERUS MENUNTUN KITA
KE JALAN YANG BAIK , JIKA SULIT MELAKUKANNYA JANGAN
HAPUS POLA PIKIR ITU TAPI BERUSAHA MERUBAHNYA
MENJADI LEBIH BAIK.
embow_blink

MY PROFILE

Ady Masalembow
Palembang, 13 Juli 1993
"kekuranganku adalah kelebihanku"
"sabar dan tersenyumlah"

my Motivation

hidup ini adalah tantangan , maka dari itu siapkan prinsip hidup dan jalani hidup seolah-olah kita adalah waktu yang tak pernah berhenti berjalan.

Postingan Pertamaku

Assalamualaikum wr.wb.buat teman-teman ini adalah Postingan Pertamaku. saya mengharapkan melalui Blog ini kita bisa berbagi Ilmu dunia dan akhirat.